0

Tasbih Cinta

Ku tarik nafas dalam-dalam untuk ku hembuskan, terasa begitu sesak dan sakit. Ku pandangi diary yang semakin lama semakin lusuh kutulisi, tapi iya tak pernah bosan mendengar keluh kesahku. Kali ini dengan bersimbah airmata aku bersujud pada sang kuasa, bukan meratapi nasib yang terasa semakin membebani, tapi tuk menahan Rasa yang semakin bergejolak hebat.

Mungkin ini konsekuensi dari apa yang sudah menjadi pilihanku, resiko atas jalan apa yang sudah aku ambil. sakit, pedih, serasa ada luka yang begitu menyayat hati.
Sekian lama ku simpan rasa itu dalam-dalam, jauh di pojok hatiku, karna selalu mengingat janji yang pernah terucap dari hatiku waktu itu, bukan hanya janji kotor lidah, tapi etika nurani yang tak bisa aku pungkiri.

Sekarang… jauh dari keramain jiwa aku bersimpuh berharap ampunan kepada sang Penguasa, yang kuasa membolak balikkan hati hambanya, yang kuasa memporak-porandakan rasa yang menggeluti nurani abdinya, yang kuasa mengubah jalan hidup manusia.
Sekarang…. Jauh dari keramaian masa aku berlutut memohon harap, agar sang Pencipta memberi senyuman terindahNya untukku lebih bersyukur atas nikmat iman yang masih tersisa. Aku ingin menyambung lidah- lidah keluku yang patah, aku tidak ingin membiarkan syair rasaku bungkam, aku ingin memungut kembali puing-puing cintaku dengan kebesaranMu.

Hari ini, aku menyadari bahwa betapa aku tak bisa berbuat apa-apa tanpaMu. Engkau menunjukkan kuasaMu lewat hambaMu. Engkau membuka mataku dengan perantara perasaan yang begitu lembut yang Kau taruh diruang hatiku.
Ku katakan… bahwa aku mencintainya karnaMu.
dan kehilangannya merupakan kehendakMu...





11 oktober 2009

0 comments:

Post a Comment